Pagi ini, saat merenungkan kembali waktu yang telah kita lalui selama satu tahun ke belakang… ada saat-saat lucu, ada kalanya kita bahagia, dan tak ketinggalan, momen yang mengharubirukan kalbu. Masih ingatkah antum dengan mimpi-mimpi kita di awal kepengurusan? Dan coba tengok diri-diri kita sekarang. Masih bertahankah mimpi-mimpi itu akhi, ukhti? Ataukah hanya rasa kalah dan lelah? “Sesungguhnya impianmu adalah jiwamu dan cetak biru prestasi puncakmu” masih ingatkah? Impian, yang membangkitkan antusiasme, yang membuat kita bertahan dalam segala tantangan. Bagaimana kita bisa menularkan antusiasme pada adik-adik kita jika bukan itu yang kita rasakan? Pengalaman kita selama setahun ini tentunya membuat kita sadar akan beberapa kelemahan dari system dan kultur kita. Jika optimisme kita akan kembali melalui system dan kultur internal yang kokoh, maka sekaranglah saatnya bagi kita untuk membantu adik-adik kita, melengkapi kepingan-kepingan puzzle, membuka jalan, membimbing mereka, bagi terwujudnya impian kita…
“Hingga suatu hari nanti, suatu saat di kemudian hari, umat manusia akan berjalan dengan rasa aman, dan bumi ini menjelma menjadi taman kehidupan, semerbak oleh wangi bunga kebajikan, yang tumbuh subur di atas jasa para pahlawan Islam, diiringi kesejukan lagu kedamaian, dan dinaungi oleh awan kehidupan yang diridloi 4JJI SWT.” Hikayat Jepang mengatakan “saat kau mengetahui arti kebahagiaan, di saat yang sama kau akan menyadari arti kesedihan.” Bahagia, melihat adik-adik kita, penerus tongkat estafet dakwah yang antusias mendengarkan penjelasan-penjelasan kita, sekaligus sedih, karena tak lama lagi kita akan meninggalkan semua ini. Masih ada waktu formal 2 minggu (artikel ini ditulisan 2 minggu sebelum Gamais 2004-2005 ganti kepengurusan) bagi kita tuk memperbaiki semuanya, tapi tersedia waktu panjang di sisa usia kita, untuk menengok kembali, karena kemanapun kita pergi, Gamais akan selalu di sini, begitupun adik-adik kita. 3 Mei 2005 (diajeng_intan@yahoo.com) |