Wednesday, January 10, 2007
umat ini sedang sakit
Senja merah.
Di sebuah menara gading yang tinggi menjulang ke kaki langit,
Berdinding kaca. Futuristik. Aroma kesibukan tercium dari kejauhan. Perangkat-perangkat digital yang mengagumkan, memang dirancang untuk problem solving yang luar biasa.
"Aarrggh..!!"
sesosok tubuh menapak terhuyung - huyung. Biru. Nanar. Sakit.
"Tolong aku..", nafasnya tersengal. Sepatah-patah terhembus. Sesak.
Sekumpulan manusia berbaju putih menyambutnya dengan senyum lembut.
"Kemarilah..", ucap seorang manusia putih. Menghamparkan tangannya selebar bumi.
Ada taman harap di sorot matanya.
"Tolong aku.." tubuh itu terhempas mendekat. Mengatur denyut periode demi periode.
"Aku sakiiit..", adunya pilu.
"Namaku.. aarggh.., Umat. Kalian pasti mengenalku", Umat mendekap dadanya yang makin perih.
"Baginda kalian sangat mencintaiku, hingga sakaratul maut pun ia menyebut namaku dalam risaunya. Aku datang, untuk menagih pada kalian cinta yang sama seperti milik Baginda. Aku datang untuk sembuh.."
" Anda datang ke tempat yang tepat, Umat.
Kami akan menangani Anda. Perkenalkan, ini adalah laboratorium da'wah", salah satu manusia putih mantap berucap. Bangga ia perlihatkan ruangan biru yang remang oleh cahaya sinar-Z.
Umat dibaringkan di sebuah kasur putih. Merelakan dirinya dikelilingi manusia-manusia cerdas yang akan mendiagnosanya.
Ia menanti pasrah. Mempertahankan harap kesembuhan.
"Hmm..", manusia pertama angkat bicara.
"Aku rasa ia butuh puyer bintang-bintang, kawan. Dari hasil pengamatanku, lambungnya akan lebih mudah menerima puyer bintang-bintang dibanding pil Kita, pil Kami, atau pil Kada"
"Tidak, manusia pertama!", sergah manusia putih yang lain
"Yang lebih penting untuk kita pikirkan adalah berapa kali sehari ia harus mengkonsumsi obat. Tak peduli jenis obatnya, baik puyer ataupun pil, jika frekuensinya cukup sering, niscaya ia akan sembuh"
Umat membisu, mengamati jalannya diskusi seru.
Ia memang buta pengobatan dan prosedur kedokteran.
Tapi ada hal yang aneh, mengapa tak satu pun dari mereka yang mengeluarkan stetoskop atau sphygmomanometer untuk mengecek denyut jantung dan tekanan darahnya? Entahlah..
"Begini, para manusia yang terhormat", manusia tiga akhirnya turut sumbang suara.
"Saya mencoba memberikan alternatif pemikiran, semakin luas permukaan sebuah obat, maka semakin banyak kuman yang terlibas permukaan obat dan akan mati, sehingga semakin cepat Umat sembuh."
"Otak kreatif saya terfikir tentang sebuah jenis obat kreatif yang mampu menyembuhkan penyakit sekreatif apapun. Yaitu..."
"Obat bola pingpong!!", manusia tiga tersenyum bangga.
"Pertama, kita ukur diameter rongga mulut, kerongkongan hingga usus halus Umat, kita ambil nilai rata-ratanya. Lalu, kita cetak obat sebesar diameter tersebut, dan kita gulirkan dari rongga mulut hingga mencapai muara terakhir pencernaaan. Maka semua kuman PASTI MATI!", pemaparan deskriptif, ilmiah, yakin dan bersemangat yang disampaikan manusia tiga disambut applaus spontan rekan-rekannya.
"Ide brillian!"
"Cerdas!"
"Tadi sebenarnya saya juga sudah kepikiran sih.."
Berbagai komentar dukungan dari manusia putih lain membahana. Semua terkagum kagum, kecuali...
Umat!
Ia terngaga, jengah sekaligus keheranan.
"Woiii.. Apa-apaan sih kalian?
Apa yang kalian ributkan? Menyentuhku pun kalian belum!
Menanyakan apa penyakitku pun kalian beluuuum!", Umat membentak penuh gejolak.
Hipokrit. Absurd.
"Memangnya kalian sudah tahu AKU SAKIT APA??
Kalian akan membuat KOMPOSISI OBAT SEPERTI APA??
Ku tak peduli.
Puyer bintang-bintang, bulan-bulan, atau matahari sekalipun.
Pil kek, sirop kek, tablet kek, kapsul kek.
Sekali, dua kali, bahkan 1000 kali pun sehari jika perlu, KUJALANI.
Besar, kecil.
Ku tak peduli!!
Yang penting : AKU SEMBUH", Umat tersengal dalam luapan penyadaran.
Lelah.
Manusia-manusia berbaju putih terdiam. Saling memandang dalam hening.
Menerawang kebiruan ruangan.
Berpikir, apa yang terlewat oleh kita?
--
Hehe..Ngerti ga maksudnya??:)
Mudah-mudahan ga terlalu melangit tinggi.
Just to open up our mind.
Agar kita mampu berpikir esensi, bukan sekedar meributkan hal-hal praktis yang bukan menjadi inti permasalahan, tapi melelahkan.
posted by cerita dakwah kampus @ Permalink ¤13:32  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 

about me
dakwah bukan hanya amanah dan kesempatan, melainkan juga sebuah anugerah. dan karenanya pula manusia berhak untuk menikmati indahnya...
Udah Lewat
Archives
Rosail

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang maâ??ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ..."
(QS. Ali Imran [3] : 110)

"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik ..."
(QS. An Nahl [16] : 125)

Links
Beranda

Berbagilah, karena cerita ini akan menjadi hikmah bagi saudara kita. jangan kau simpan itu, dan tidak membuat saudaramu merasakan nikmatnya kisahmu...

cerita.dk@gmail.com
subyek: cerita...


Blog ini makin hidup, jika kita menjalin pertisipasi bersama. Seperti halnya sebuah rumah teduh, dengan kicauan burung di berandanya

Komentar

Kontributor
Ingin Menjadi kontributor? Silahkan kirim mail kesanggupan dengan nama jelas.
Kesan

Free shoutbox @ ShoutMix

Now, online visitor(s)
Pengunjung


Cerita Dakwah Kampus

Feed on
Post-rss
Post-default
Comments-default
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1