HIJRAH, itulah tujuan awal saya ke Bandung, saya ingin melupakan segala kenangan buruk di jakarta BANGGA, itulah yang ada di benak saya ketika pertama kali menginjakkan kaki saya di Kampus ITB. RIBET, itulah yang ada di benak saya ketika mengikuti pendaftaran ulang di SABUGA. BINGUNG, itulah yang saya alami ketika sampai di masjid SALMAN Berbagai kebahagiaan dan keanehan yang saya alami ketika pertama kali mencoba mengadu nasib dan masa depan saya di kampus ITB ini. Hari-hari awal pisah dari keluarga merupakan masa yang sulit, akan tetapi saya Alhamdulillah mendapat tempat tinggal yang sangat dekat, di Jalan Ciungwanara. Hal yang saya hadapi di ITB adalah OSKM. Perpeloncoan nih ? Jujur itu yang ada di benak saya ketika saya mendapat robekan kertas yang berisi tugas yang harus dibawa. Sikap kakak tingkat yang saat itu tak terkesan ramah membuat saya maki semakin bingung. Tapi, yah toh semua yang sudah terjadi, I must join OSKM. Perlengkapan pun dibeli dengan harga yang cukup mahal untuk beberapa barang. OSKM pun bergulir… “FOKUS ADA PADA AKU!!” sesosok pria yang tampak cukup gagah mengatakan kalimat itu ..AKU ??? IIIIhhh jijik banget,, maklum di Jakarta jika ada pria yang mengatakan AKU tuh bisa dibilang cowo gimanaaa gitu. OSKM terus berjalan, saya berkenalan dengan teman sekelompok yang berasal dari berbagai jurusan, lalu berkenalan dengan Taplok kelompok 41 yang kebetulan seorang anggota muda Mata’. Dan yang membuat saya terpana ketika berkenalan dengan teman satu jurusan Planologi, saya saat itu hanya bisa mengatakan Subhanallah, ciptaannya begitu membuat saya takjub. Maklum, jurusan saya dominan perempuan. Berjabat tangan?itu menjadi hal yang paling sering saya tolak saat itu.Saya bingung,kok saya merasa jauh dari Islam? tanpa kenalan, pisah dari murobbi dan tau-tau masuk di lingkungan yang begitu cair bagai lilin meleleh. Tiba di di masjid SALMAN saya semakin bingung tentang Islam, kok Islamnya aneh, kok gak ada hijab, kok ikhwan akhwat bertatap muka ( yang buat saya makin bingung, akhwat tersebut berjilbab lebar ). Hahahaha,, saya tertawa,bukan karena lucu, tapi karena saya gak ngerti harus memulai dari mana untuk menilai hal yang saya lihat ? Hal yang membuat saya sedikit tenang ketika saya mengikuti sesi mentor agama OSKM, mentor agama tersebut dapat memberikan saya sedikit ketanangan bahwa islam ada di ITB. OSKM pun usai dengan sebuah penolakan ungkapan perasaan seseorang kepada saya. makin pusing saya, kok ada perempuan yang begitu agresif terhadap pria yang kebingungan. Waktu berjalan,hingga saya teringat bahwa saya harus menghubungi seseorang yang direkomendasikan oleh murobbi saya di Jakarta, Saya coba hubungi beliau,dan beliau menanyakan keadaan saya, dan meminta saya untuk bersabar? Oke,saya tunggu janji antum! Saya menjalani hari-hari awal kuliah dengan kebingungan. Ada GAMAIS ada Mata’, trus kok tiba-tiba saya dikenali dengan HATI dan GEMA ? apa pula itu ? Di tengah berbagai kebingungan tersebut saya memutuskan dalam keadaan stabil, saya tidak ingin terlibat banyak dalam dakwah kampus. Paling gitu-gitu aja, gak jauh dari SMU. Jauh dan semakin jauh, Akan tetapi Alhamdulillah murobbi saya di Jakarta mengingatkan agar saya tetap berada di bi’ah islam yang baik, dan saya memutuskan untuk iseng-iseng ikut GAMAIS dan daftar untuk ikut tes Mata’. Masuk GAMAIS, saya disuguhkan dengan yang namanya OASIS, Ospek Gamais kah ( saya bertanya dalam hati ) ? lha kok buat dakwah pake ospek segala, males banget, terus tiba-tiba ada danlap muncul, ada yang mengibar-ngibarkan panji yang gak jelas, dan tau-tau ada tugas, apa pula semua ini ? ikut tes mata’ saya merasa bodoh, karena saya tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh akh ***** MS ,begitu sulit, Masa Futur ini semakin diperparah dengan pergaulan saya di PL 2005 yang sering mengajak saya keluyuran dan ditambah saya belum dihubungi lagi tentang kelanjutan Halaqoh saya di Bandung… Futur dan makin futur,, jauh dari ketenangan batin, dan penuh keterpurukan.. Tapi bagaimana pun, Sesungguhnya Allah itu dekat dan pertolangan Allah selalu datang di saat kita membutuhkan. AKHIRNYA, saya bertemu dengan murobbi saya baru ba’da magrib di SALMAN, senangnya, saya langsung mencurahkan segala keterpurukan dan kebingungan saya saat itu ( entah mengapa saya langsung percaya dengan beliau ).tanggapan beliau,? dengan senyum beliau mengatakan yah gak apa-apa,dibawa santai saja, jangan jadi beban, pekan depan kita mulai Liqo yah ! Wah liqo lagiiii!. Lalu ketika pengumuman Mata’, ternyata saya lulus jadi anggota muda,, wah makin senang begitu cinta nya Allah pada diriku semakin saya yakini, ternyata Pertolongan Allah bisa datang dari mana-mana, Perbaikan diri saya semakin terpacu ketika entah gimana ceritanya saya jadi ketua angkatan mahasiswa muslim ITB 2005 versi GAMAIS. PMB ? Astagfirullah, seharusnya saya bercerita tentang PMB 2005, jujur saya tidak begitu merasakan getaran PMB di awal masuk ITB, kecuali sebuah Baligo dan pernak-pernik GAMAIS yang ada dimana-mana? Mungkin Panitia PMB sudah menyiapkan PMB yang dahsyat, akan tetapi saya merasa menjalani PMB yang penuh hikmah dan penuh perjuangan, ketika saya merasa jauh dari Islam, dan bingung karena tak tahu mana yang batil dan mana yang Haq, dan dengan penuh keanehan pula saya dapat mulai bangkit. Itulah PMB yang menurut saya diciptakan Oleh Allah untuk saya,sebuah PMB yang telah mendidik saya menjadi manusia yang lebih bijak. Sebuah pengalaman yang membuat saya dapat menatap jauh kedepan. Ikhwahfillah, Masa awal merupakan segalanya, dan masa awal selalu datang kepada kita semua,awal sekolah, awal kuliah,awal berkerja, awal menikah, dan awal lainnya.Kadang kala kita tak tahu kapan masa tersebut akan datang, sehingga persiapan yang dilakukan sangatlah terbatas. Persiapan untuk masa datang, itulah yang sedang kita jalani bersama. Persiapan untuk menjadi manusia yang lebih baik. yusuf (2005 )
|