Monday, October 22, 2007 |
Kisah Ramadhan |
"Ramadhan di kampus gimana,Mba?"aku memulai percakapan. Kulihat ia terdiam sebelum akhirnya memutuskan untuk menjawab pertanyaanku. "Ramadhan saya..." *** Aku sudah melakukan antisipasi mengingat bahwa jadwal kuliahku tidak akan jadi lebih longgar walaupun sekarang bulan suci Ramadhan. Setiap waktu luang di sela-sela mata kuliah akan kuisi dengan tilawah,tahfidz. Toh, ritme tilawahku udah meningkat mulai Rajab kemarin.Tapi,tidak akan kuporsir terlalu banyak.Lagian aku tidak mau malah jadi menzhalimi diri sendiri, kalau aku memaksakan untuk melakukan hal yang 'dahsyat'.Aku sudah melihat jadwal perkuliahan, libur Ramadhan insyaAllah akan mulai seminggu sebelum Idul Fitri. Ya ,di minggu terakhir Ramadhan , yang di salah satu malamnya adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, aku bertekad untuk beribadah semaksimal mungkin.
Toh saat itu aku sudah tidak dipusingkan oleh jadwal UTS dan tugas-tugas kuliah yang menumpuk.Minggu pertama berlalu...Ibadahku alhamdulillah masih terjaga, ya itu tadi, karena targetannya tidak terlalu tinggi. Daripada menargetkan tinggi-tinggi,malah stress kalau tidak kesampaian.Minggu kedua juga lewat, aku baru menyelesaikan satu UTS. Ibadahku mulai keteteran, shalat tarawih terlewat gara-gara kecapean. Duh, baru satu UTS. Serem juga kalo begini terus. Aku memutar otak , gimana ya, supaya keteledoranku tidak berlanjut.Minggu ketiga, saat Allah memberiku jatah untuk istirahat. Sekalian introspeksi.
Tapi tetap saja, aku malah disibukkan dengan titipan-titipan yang harus kubawakan untuk orang rumah. Insya Allah, besok aku harus lebih baik, tekadku kuat.Minggu keempat, di rumahKulihat jadwal i'tikaf yang diberikan masjid dekat rumahku. Masih terngiang suara temanku di telepon tadi, menanyakan kesedianku untuk i'tikaf bersamanya. Ah, andai aku bisa. Sudah dua hari ini perutku tidak bisa diajak kompromi, aku muntah-muntah. Badanku lemas sekali. Aku sempat memaksa ibuku agar mengizinkanku beri'tikaf malam ini, tapi beliau tidak setuju.
Benar saja, malamnya perutku kambuh lagi. Tak terbayangkan kalau aku sedang beri'tikaf malam ini. Bukannya menambah kedekatan diri dengan Allah, bisa-bisa aku malah merepotkan jamaah lain yang sedang khusyu beri'tikaf.Aku sempat berpikir. Apa salahku, Ya Rabb. Sampai-sampai Engkau tidak mengizinkanku meraih pahala berlipat ganda di bulan penuh barokah ini.Ramadhanku yang ingin ku maksimalkan di akhirnya serasa kosong saja.Tapi,aku yakin , selalu ada hikmah dari tiap kejadian yang kualami. ***
Kulihat wajahnya jadi sedikit murung, tapi seketika berubah cerah. "Saya jadi tersadarkan, De.Sekalipun persiapan kita sudah optimal dari bulan Rajab, kita tetap saja tidak bisa melawan ke Mahakuasaannya Allah.Kalau semua yang kita rencanakan ternyata nggak sama dengan rencana Allah, kita bisa apa? Banyak orang merasa sudah siap menyambut Ramadhan, salah satunya saya. Tapi, nyatanya... Allah sangat baik, jadi Ia menegur saya lewat penyakit, alhamdulillah,saya bersyukur karena sakitnya saya saat itu.
Makanya,De, jangan pernah menunda suatu hal saat kita bisa melakukan hal itu secepatnya. Sudah dulu ya, saya harus pergi."ujarnya sambil menyalamiku.Sosoknya mulai menjauh dari tempat dudukku. Tapi, kata-katanya masih dan akan selalu melekat dalam hatiku. Rajab baru saja usai, berarti Ramadhan kurang dari sebulan lagi. Allahumma ballighna fii Ramadhan, sampaikan aku pada Ramadhan kali ini Ya Rabb, karena seluruh upayaku tak akan ada artinya dibandingkan kekuasaan mutlak-Mu, Ya Qadiir.
(diubah cara penyampaiannya, dari seorang teman)
|
posted by cerita dakwah kampus @ Permalink ¤09:45 |
|
|
|
about me |
dakwah bukan hanya amanah dan kesempatan, melainkan juga sebuah anugerah. dan karenanya pula manusia berhak untuk menikmati indahnya... |
Udah Lewat |
|
Archives |
|
Rosail |
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang maâ??ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ..." (QS. Ali Imran [3] : 110)
"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik ..." (QS. An Nahl [16] : 125) |
Links |
|
Beranda |
Berbagilah, karena cerita ini akan menjadi hikmah bagi saudara kita. jangan kau simpan itu, dan tidak membuat saudaramu merasakan nikmatnya kisahmu...
cerita.dk@gmail.com
subyek: cerita...
Blog ini makin hidup, jika kita menjalin pertisipasi bersama. Seperti halnya sebuah rumah teduh, dengan kicauan burung di berandanya |
Komentar |
|
Kontributor |
Ingin Menjadi kontributor? Silahkan kirim mail kesanggupan dengan nama jelas.
|
Kesan |
| |